“Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa yang diingini, iaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah tempat kembali yang baik (syurga).” {Petikan
dari Surah Ali Imran[Keluarga Imran](3:14)}
1. Dalam posting kali ini enam lagi peringatan dari Allah SWT
tentang harta disenaraikan, iaitu:
1.1. KEUTAMAAN
DALAM MENGINFAQKAN HARTA
1.1.1.
Dalam Surah Al-Baqarah[Lembu
Betina](2:177) Allah berfirman yang berbunyi:
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah
timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu
ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi
dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,
dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang
yang bertakwa,”
(2:215)
“Mereka bertanya tentang apa yang mereka
nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan
kepada ibu-bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan
orang-orang yang sedang dalam perjalanan.” Dan apa saja kebaikan yang kamu
buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.”
1.1.2.
Dalam Surah An-Nisaa[Kaum Perempuan](4:8)
Allah berfirman yang berbunyi:
“Dan apabila sewaktu pembahagian itu hadir ahli keluarga, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya)
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.”
1.2. CARA
MENGINFAQKAN HARTA
1.2.1. Dalam Surah Al-Baqarah[Lembu Betina](2:272) Allah berfirman yang berbunyi:
“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka
mendapat petunjuk, akan tetapi Allahlah yang memberi petunjuk (memberi taufiq)
siapa yang dikehendakiNya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di
jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan
sesuatu melainkan kerana mencari keredaan Allah. Dan apa saja harta yang baik
yang kamu nafkahkan, nescaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang
kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).”
(2:274)
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di
malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka
mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhuatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati.”
1.2.2.
Dalam Surah Ali Imran[Keluarga
Imran](3:134) pula Allah berfirman yang berbunyi:
”(yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan.”
1.3. KAEDAH PEMBAHAGIAN HARTA (FARAID)
Dalam
Surah An-Nisa’[Kaum Perempuan](4:12)
Allah berfirman yang berbunyi:
“Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari
harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak.
Jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari
harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan)
sesudah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu
tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para
isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi
wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang
mati, baik laki-laki ataupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak
meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau
seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua
jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih
dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi
wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi
mudarat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai)
syariat yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Pengasih.”
1.4. MEWASIATKAN
HARTA ADALAH WAJIB
Dalam Surah
Al-Baqarah[Lembu Betina](2:180)
Allah berfirman yang berbunyi:
“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di
antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang
banyak, berwasiat untuk ibu bapa dan kaum kerabatnya secara ma’ruf, (ini
adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.”
1.5. HAK
HARTA ANAK YATIM
Dalam
Surah An-Nisa’[Kaum Perempuan](4:2)
Allah berfirman yang berbunyi:
“Dan berikanlah kepada anak-anak yatim
(yang sudah baligh) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang
buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya
tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu adalah dosa yang besar.”
(4:5)
“Dan janganlah kamu serahkan kepada
orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam
kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka
belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata
yang baik.”
(4:6)
“Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka
cukup umur untuk kahwin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas
(pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan
janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batasyang patut dan (janganlah
kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barang siapa (di
antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan
harta anak yatim itu) dan barang siapa yang miskin, maka bolehlah ia makan
harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada
mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi
mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas kesaksian itu).”
1.6. JANGAN MAKAN ATAU AMBIL HARTA ORANG LAIN
DENGAN CARA SALAH
1.6.1.
Dalam Surah Al-Baqarah[Lembu
Betina](2:188) Allah berfirman yang berbunyi:
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan
harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)
dosa, padahal kamu mengetahui.”
1.6.2.
Dalam Surah An-Nisa’[Kaum
Perempuan](4:10) Allah berfirman yang berbunyi:
”Sesungguhnya orang-orang yang memakan
harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh
perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).”
2. Beringatlah selalu bahawa sepertimana
anak-anak, harta juga adalah amanah Allah SWT kepada kita. Setiap amanah
itu wajiblah dipikul sepertimana kehendak dan perintah dari pemberi
amanah. Kegagalan memikul amanah ini
boleh membawa kecelakaan kepada diri kita.
Sesungguhnya harta itu bukan
untuk bermegah-megah. Ia hanyalah barang
pinjaman Allah kepada kita. Allah boleh
mengambilnya dari kita pada bila-bila masa yang Dia kehendaki. Takutilah kepada satu perkara. Lebih banyak harta kita miliki maka lebih
banyaklah tanggungjawab kita kepada Allah. Lebih banyak harta maka lebih lamalah masa hitungan/hisab Allah di Padang Mahsyar nanti.
“Manusia yang paling
lemah ialah orang yang tak sanggup cari teman dan yang paling lemah daripada
itu ialah orang yang mensia-siakan teman yang telah diperolehinya.” – Mutiara
kata Imam Al-Ghazali
No comments:
Post a Comment